Gila Sebenarnya ….

Orang gila or Majnun, berasal dari kata jannat yang bararti manutupi. Dia masih mampunyai akal, tetapi akalnya itu tidak dapat menerangi perilakunya. Akalnya sudah dikuasai hawa nafsunya yang terkadang berbuat tidak normal (abnormal). Orang yang mandapat musibah, orang sakit, terkadang karena ia tidak sanggup mananggung derita sehingga perilakunya aneh yang kadang kala itu hanyalah tehnik untuk melarikan diri dari kenyataan yang sangat menyakitkan. Demikian juga halnya berpisah dengan orang yang sangat dicintai, dikhianati sahabat, kehilangan pekerjaan, menghadapi buah simalakama, dll ( Kang Jalal )


Seharusnya kita melihat orang seperti itu sebagai orang yang patut dibantu, karena ia bukan gila, kita harus meringankan deritanya dan memberikan jalan keluar dari bala yang menimpanya. Ia bukanlah orang yang tertutup akalnya tapi ia hanyalah orang yang hancur hatinya. Orang yang kena bala harus didekati, tetapi orang gila harus dijauhi.

Menurut Rasulullah, ciri utama orang gila ialah takabbur, ia merasa dirinya besar dan merendahkan orang lain, takabbur menutupi kenyataan bahwa ia tidak berbeda dengan yang lain; ia hanyalah mahluk yang berasal dari nuthfah (tanah) dan berakhir pada jifah (bangkai), karena takabbur ia menjadi majnun (gila).

Takabbur itu meninggalkan kebenaran dan mengambil selain kebenaran. Takabbur juga sering mengubah kedudukan, keturunan dan kekayaan mejadi tirai baja yang dapat menutupi jatidiri seseorang. Anda melihat kepada orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatan anda, darahnya tidak sama dengan darah anda.

Walhasil,…….. anda takabbur …… dan tidak mau menerima kebanaran karena yang menyampaikan kebenaran itu rakyat kecil, orang miskin, bawahan atau pegawai biasa. Anda tidak mau mendengarkan pembicaraan dari orang Islam yang fahamnya berbeda dengan anda karena anda menganggap mereka sesat dan anda berada di jalan yang paling benar. Karena anda merasa punya hubungan dekat dengan orang besar, hingga anda ingin diperlakukan sebagai orang istimewa dan dalam hukum apapun tidak boleh berlaku untuk anda.

Karena anda mempunyai kekayaan lebih dari kebanyakan orang lalu anda busungkan dada dan anda rendahkan orang lain yang kurang kaya dibandingkan anda, serta anda ciptakan kelompok2 eksklusif. Anda singkirkan kepinggir orang2 yang lebih miskin dari anda, karena anda menganggap mereka tidak sederajat dan tidak sedarah dengan anda.

Karena anda marasa berkuasa, anda tidak segan2 menggebuk orang yang tidak anda sukai. Anda tudak menghiraukan penderitaan rakyat kecil yang anda tindas dengan tak semena-mena. Anda menegakkan kekuasaan diatas keringat, air mata dan darah orang2 yang tidak berdaya………..

Kalimat-kalimat diatas dapat anda gunakan untuk mendiagnosis apakah anda memiliki penyakit takabbur; satu saja diantara “gejala” itu anda rasakan, maka anda sudah menjadi orang yang benar-benar gila (al-majnun haqq al-majnun)………..!!!

Cinta Penghapus Dosa

(kisah cinta Abdullah bin Rawahah)

Sebagai seorang gagah berani, wajar bila namanya semerbak harum sebagai mujahid besar.Ghanimah yang didapat dari jihadnya menjadikan ia hidup berkecukupan, layak dan sejahtera. Belum lagi pendapatan dari hasil usaha yang ia jalankan. Semua itu menambah wibawa dirinya dihadapan masyarakat. Keluarga bahagia terbentuk dari pendidikan yang ia lakukan terhadap anak istrinya.

Entah godaan setan apa yang menimpanya, suatu hari ia sangat marah kepada budak hitamnya, tak tahan menahan emosi hingga tangannya melayang menempeleng. Bisa dibayangkan seringan ringannya tempelengan seorang mujahid tentu sakit yang ditimbulkannya cukup terasa.

Ya…….. budak teramat hitam itu merintih kesakitan, namun ia tulus menerima hukuman majikannya dan iapun terus bekerja seperti biasa. Rasa sakit tak dihiraukan, ia bekerja bukan semata-mata karena diperintah sang tuan teteapi karena Allah memerintahkan setiap budak agar mentaati tuannya, dan untuk itu balasannya surga, dan ia memang seorang budak hitam yang shalihah.

Setelah tangan terlanjur, Abdullah bin Rawahah menyesal dan timbul rasa kasihan terhadap si budak hingga ia ingin memerdekakannya. Bahkan lebih dari itu ia ingin menikahinya sebagai kaffarat atas ulah tangannya. Maka disampaikanlah niat itu kepada Nabi Saw, dan beliaupun merespon positif terhadap niat yang tulus karena Allah ini. Tanpa berlama-lama Abdullah bin Rawahah memerdekakan dan menikahi mantan budaknya yang hitam legam itu.

Tak lama berselang, pernikahan sang jenderal tersebut menjadi buah bibir masyarakat. Mereka memandang tidaklah pantas orang sekelas Abdullah bin Rawahah menikahi budak hitamnya sendiri, sementara disana banyak wanita-wanita terhormat yang tentu amat senang jika dinikahinya.

Barangkali bukan kapasitas sang jenderal untuk menanggapi desas desus itu, sebab akhirnya wahyu sendiri yang membela sikap yang ditempuhnya. “ Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukminah lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu ”.

The Power of Love

Kekuatan cinta memang menakjubkan serta dapat merangsang kecerdasan fikiran dan hati. Tanpa cinta manusia tidak bisa hidup bahagia, disamping itu cinta juga penting untuk kesehatan jiwa dan raga kita; sama seperti vitamin, makanan bergizi, olah raga dan lingkungan yang sehat.

Di barat, masyarakat berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik buat semua orang, umpamanya ketersediaan drainase yang baik, air munum bersih, perawatan kesehatan, jaminan sosial masa tua, adanya bantuan khusus bagi ibu-ibu, anak-anak sekolah, rumah jompo, rumah sakit dll.sungguh sebuah struktur negara yang perkasa diciptakan untuk melayani kebutuhan pokok manusia yang bersifat fisik. Tapi, kita tidak menemukan cinta didalamnya (C. Haddon)

Saat ini kita khawatir modernisasi telah membawa kita kepada situasi yang sama. Ekonomi kita ditegakkan atas dasar keuntungan semata, kita tidak lagi tersentuh dengan derita rakyat kecil yang tanahnya digusur, dan pura pura tidak tahu ketika ribuan orang kehilangan mata pencahariannya karena ulah kita. Politik dibangun hanya untuk kekuasaan, kita tusuk kawan seiring, kita kecoh lawan dan kita singkirkan pesaing, semua tanpa belas kasihan. Sistim sosial kita bertopang pada popularitas semata. Sebagai pengganti kasih sayang, kita dewakan kemasyhuran, seperti laron mengejar cahaya, lalu mati sebelum atau sesudah menyentuhnya.

Islam berarti pasrah/berserah diri. Karena apa kita pasrah kepada-Nya …..? Apa karena tuntutan sosial, keuntungan ekonomis atau melarikan diri dari frustasi……? Bila kita berfikir maju dan positif, maka kita pasrah kepada-Nya karena mengharapkan pahala dan ganjaran, dan lebih maju lagi kita berserah diri karena takut siksaan, hukuman dan kekuasaan-Nya. Disisi lain, para filosof pasrah kepada-Nya karena tuntutan akal. Agama itu akal dan tidak ada agama buat orang yang tidak berakal.

Berikut ini, berupa sentuhan cinta Ilahi dalam puisi L.K. Ara, yang berharap dikirim percikan kasih Tuhan untuk menyirami hatinya sehingga bisa membuat kita tulus dan perkasa………. !

“Do`a Orang Buta”

Tuhan…. Berikan sinar kepada mereka yang awas matanya

Tuhan……berikan cahaya kepada mereka

yang memandang dunia dengan mata terbuka

Tuhan ….. kepadaku ……cukup kirimkan saja percik kasih-Mu

tidak untuk membuka mataku tapi untuk menyiram hatiku

Cinta Penggugah Jiwa

Cerita tentang cinta sungguh asyiiiiik ……… dan menarik diungkapkan terutama bagi kawula muda yang kadang kala menganggap cinta adalah segalanya, demi cinta seseorang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya, bahkan jiwa sekalipun akan dikorbankan demi tercapinya cinta yang sejati.


Siapa sih yang tak kenal cinta ……..? Secuil rasa yang mampu mengubah dunia, tak jadi soal apapun pangkat dan jabatannya, asalkan dia manusia maka cinta akan mampu menelusup dan merasuk kedalam jiwanya yang dapat memberikan energi lain dalam setiap gerakan raga.


Cinta ….. bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia, cinta itu juga sudah terbentuk sejak manusia ada. Disamping itu cinta juga pada umumnya sering tertuju pada wanita, harta, tahta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia.


Kita pernah baca karangan Irfan Supandi tentang “Kisah Cinta Penggugah Jiwa” yang dimuat dalam sebuah pengantar yang berjudul ”Pilar-Pilar Cinta” dengan ungkapan "Pada prakteknya cinta melahirkan rasa ingin memiliki pada pasangan, yang dalam tradisi manusia seorang pria ingin menikahi wanita yang dikasihinya atau sebaliknya wanita yang dikasihi ingin dinikahi pria pujaannya".


Sedemikian dahsyatnya kekuatan yang ada dalam cinta mereka hingga aral melintang yang menghadangpun akan diterjangnya……. Cieeeeeeh ulet banget tuh cinta ……..!

Namun demikian, dalam Islam cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabbnya, yang mampu mengalahkan ribuan cinta yang ada di dunia ini.


Demikian juga gambaran singkat tentang cinta yang terjadi pada Nabi dan Rasul serta orang-orang shaleh terdahulu dalam merawat cinta mereka, sehingga cinta tersebut dapat berbuah menjadi pahala, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Sebagaimana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah itu ada tiga perkara ; yaitu Cinta, Takut dan Harapan. Namun yang paling kuat diantaranya adalah Cinta, yang dapat menginspirasi jiwa manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat”.


Semoga kita tergugah untuk menomorsatukan cinta pada Allah daripada yang lain dalam rangka memperoleh kasih sayang, rahmat dan ridhaNya.

Komitmen

Ketahuilah bahwa salah satu perbuatan yang mulia dan juga penting bagi kita adalah saling mengingatkan diantara sesama, saling menasehati dalam urusan penyempurnaan Iman dan Islam berupa pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

Muslim sebenarnya adalah yang hatinya selalu terjaga, batinnya selalu terbuka, mampu menangkap keagungan ciptaan Allah dalam semesta serta meyakini bahwa “tangan” Allah yang tak terlihatlah yang menggerakkan semesta ini dan segala urusan-urusan manusia. Karenanya ia selalu mengingat Allah Swt, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tak terbatas disetiap detik kehidupan, yang membuat imannya makin bertambah, makin khusuk ibadah dan zikirnya serta makin teguh tawakkalnya. Sehingga menjadikan muslim tersebut selalu taat kepada Allah Swt, dalam seluruh perkaranya, menjaga diri dari batas-batas larangan Allah, serta menunaikan seluruh perintah Allah dan Rasul-Nya dalam segala perkara yang kecil dan besar tanpa pengecualian.

Sebaliknya setiap kekuranglengkapan dan kelalaian disisi Allah dan Rasul-Nya yang dilakukan oleh seorang individu dari keluarga muslim, maka ia sendirilah yang akan bertanggungjawab atasnya.

Seorang muslim yang ideal, menunaikan kewajiban dan rukun Islam dengan sempurna dengan tidak melalaikannya atau meringankannya. Oleh karena itu tidak aneh jika shalat menjadi salah satu amal ibadah yang paling mulia dan paling afdhal (diterima amalan lain bila shalatnya diterima), karena ia adalah seperti gudang tempat individu mengambil perbekalan ketaqwaannya, juga sebagai mata air yang jernih tempat individu muslim mencuci dosa-dosanya.

Berdasarkan keyakinan ini maka akan lahirlah prilaku seorang muslim yang bertaqwa dan tidak melaksanakan ibadah sebatas lepas dari kewajiban saja tapi mampu menjadikan ibadah itu sebagai suatu kebutuhan utama yang harus dipenuhi apabila telah sampai waktunya, walaupun konsekwensinya kita harus meninggalkan kesibukan atau pekerjaan lain yang kita senangi.

Ketahuilah bahwa salah satu perbuatan yang mulia dan juga penting bagi kita adalah saling mengingatkan diantara sesama, saling menasehati dalam urusan penyempurnaan Iman dan Islam berupa pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

Muslim sebenarnya adalah yang hatinya selalu terjaga, batinnya selalu terbuka, mampu menangkap keagungan ciptaan Allah dalam semesta serta meyakini bahwa “tangan” Allah yang tak terlihatlah yang menggerakkan semesta ini dan segala urusan-urusan manusia. Karenanya ia selalu mengingat Allah Swt, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tak terbatas disetiap detik kehidupan, yang membuat imannya makin bertambah, makin khusuk ibadah dan zikirnya serta makin teguh tawakkalnya. Sehingga menjadikan muslim tersebut selalu taat kepada Allah Swt, dalam seluruh perkaranya, menjaga diri dari batas-batas larangan Allah, serta menunaikan seluruh perintah Allah dan Rasul-Nya dalam segala perkara yang kecil dan besar tanpa pengecualian.

Sebaliknya setiap kekuranglengkapan dan kelalaian disisi Allah dan Rasul-Nya yang dilakukan oleh seorang individu dari keluarga muslim, maka ia sendirilah yang akan bertanggungjawab atasnya.

Seorang muslim yang ideal, menunaikan kewajiban dan rukun Islam dengan sempurna dengan tidak melalaikannya atau meringankannya. Oleh karena itu tidak aneh jika shalat menjadi salah satu amal ibadah yang paling mulia dan paling afdhal (diterima amalan lain bila shalatnya diterima), karena ia adalah seperti gudang tempat individu mengambil perbekalan ketaqwaannya, juga sebagai mata air yang jernih tempat individu muslim mencuci dosa-dosanya.

Berdasarkan komitmen ini maka akan lahirlah prilaku seorang muslim yang bertaqwa dan tidak melaksanakan ibadah sebatas lepas dari kewajiban saja tapi mampu menjadikan ibadah itu sebagai suatu kebutuhan utama yang harus dipenuhi apabila telah sampai waktunya, walaupun konsekwensinya kita harus meninggalkan kesibukan atau pekerjaan lain yang kita senangi.

Fhoto Colections

Jembatan Ampera Palembang



top