Setiap orang Islam yang beriman berkeinginan untuk dapat mencapai derajat sebagai orang yang bertaqwa (muttaqin), yang berkedudukan sebagai orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. Seperti yang diterangkan dalam Al-Qur`an sbb : “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa” (QS. Al-Hujurat: 13)
Semua orang mempunyai kesempatan untuk menjadi orang yang paling mulia di sisi Allah, baik tua maupun muda, orang Arab maupun non Arab, orang sumatera ataupun jawa, bahkan orang kaya dan yang miskin, semua mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai derajat muttaqin, yang merupakan suatu predikat yang paling tinggi dan mulia karena mendapat legitimasi langsung dari Allah Swt.
Orang yang benar-benar telah mencapai predikat sebagai orang yang bertaqwa akan mendapat banyak fasilitas dan kemudahan dari Allah Swt. Baik saat berada di dunia ini maupun di akhirat kelak, dia juga termasuk orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan sekaligus dimasukkan kedalam kelompok orang-orang yang beruntung.
Derajat yang begitu mulia dan tinggi tentu tidak akan dapat dicapai dengan begitu saja secara cuma-cuma tanpa disertai Ilmu, Amal dan Istiqamah. Para ulama berkata: Taqwa adalah terpadunya antara Ilmu, Amal dan Istiqamah. Orang yang tidak tahu (bodoh) tentang perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya tidak akan menjadi orang yang bertaqwa. Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya juga tidak akan dapat menyandang predikat sebagai orang yang bertaqwa, dan demikian juga orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya tetapi tidak dengan istiqamah juga tidak bisa disebut sebagai orang yang bertaqwa, bahkan ia bisa menjadi orang yang merugi dan tidak meningkat kedudukannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk menggapai derajat muttaqin, maka seorang muslim harus menguasai ilmu. Sebab seseorang tidak mungkin akan dapat mencapai suatu tingkat kemuliaan tanpa didasari oleh ilmu. Bagaimana seseorang dapat melaksanakan sesuatu kalau dia tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Demikian juga dengan taqwa, bagaimana seseorang akan berpredikat sebagai muttaqin, jika dia tidak tahu jalan menuju taqwa. Bagaimana mungkin seseorang akan melaksanakan perintah Allah jika ia tidak tahu apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya serta tidak mengetahui teknis pelaksanaan yang berkaitan dengannya. Begitu juga sebaliknya, bagaimana seseorang akan menjauhi larangan jika ia tidak tahu apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Maka pengetahuan tentang perintah dan larangan inilah yang mula-mula harus dikuasai, karena mempelajari tentang perintah dan larangan Allah merupakan sesuatu yang wajib hukumnya bagi setiap muslim.
Sebagai balasan bagi orang yang bertaqwa kepada Allah, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni dan Allah akan memberinya pahala yang besar. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur`an sbb:”Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahala baginya” (QS. Ath-Thalaq: 5).
Disamping itu orang yang bertaqwa juga akan mendapatkan kemudahan dan jalan keluar yang baik serta dianugerahi Allah rezeki dari arah yang tak terduga-duga, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya berikut ini :”Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Dari uraian singkat ini, mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmahnya serta mengamalkan kebaikan-kebaikannya, sehingga kita benar-benar termasuk golongan orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Yang senantiasa akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amiiin...