Menggapai Derajat Taqwa

.
Setiap orang Islam yang beriman berkeinginan untuk dapat mencapai derajat sebagai orang yang bertaqwa (muttaqin), yang berkedudukan sebagai orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. Seperti yang diterangkan dalam Al-Qur`an sbb : “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa” (QS. Al-Hujurat: 13)

Semua orang mempunyai kesempatan untuk menjadi orang yang paling mulia di sisi Allah, baik tua maupun muda, orang Arab maupun non Arab, orang sumatera ataupun jawa, bahkan orang kaya dan yang miskin, semua mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai derajat muttaqin, yang merupakan suatu predikat yang paling tinggi dan mulia karena mendapat legitimasi langsung dari Allah Swt.

Orang yang benar-benar telah mencapai predikat sebagai orang yang bertaqwa akan mendapat banyak fasilitas dan kemudahan dari Allah Swt. Baik saat berada di dunia ini maupun di akhirat kelak, dia juga termasuk orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan sekaligus dimasukkan kedalam kelompok orang-orang yang beruntung.

Derajat yang begitu mulia dan tinggi tentu tidak akan dapat dicapai dengan begitu saja secara cuma-cuma tanpa disertai Ilmu, Amal dan Istiqamah. Para ulama berkata: Taqwa adalah terpadunya antara Ilmu, Amal dan Istiqamah. Orang yang tidak tahu (bodoh) tentang perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya tidak akan menjadi orang yang bertaqwa. Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya juga tidak akan dapat menyandang predikat sebagai orang yang bertaqwa, dan demikian juga orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya tetapi tidak dengan istiqamah juga tidak bisa disebut sebagai orang yang bertaqwa, bahkan ia bisa menjadi orang yang merugi dan tidak meningkat kedudukannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa untuk menggapai derajat muttaqin, maka seorang muslim harus menguasai ilmu. Sebab seseorang tidak mungkin akan dapat mencapai suatu tingkat kemuliaan tanpa didasari oleh ilmu. Bagaimana seseorang dapat melaksanakan sesuatu kalau dia tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Demikian juga dengan taqwa, bagaimana seseorang akan berpredikat sebagai muttaqin, jika dia tidak tahu jalan menuju taqwa. Bagaimana mungkin seseorang akan melaksanakan perintah Allah jika ia tidak tahu apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya serta tidak mengetahui teknis pelaksanaan yang berkaitan dengannya. Begitu juga sebaliknya, bagaimana seseorang akan menjauhi larangan jika ia tidak tahu apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Maka pengetahuan tentang perintah dan larangan inilah yang mula-mula harus dikuasai, karena mempelajari tentang perintah dan larangan Allah merupakan sesuatu yang wajib hukumnya bagi setiap muslim.

Sebagai balasan bagi orang yang bertaqwa kepada Allah, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni dan Allah akan memberinya pahala yang besar. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur`an sbb:”Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahala baginya” (QS. Ath-Thalaq: 5).

Disamping itu orang yang bertaqwa juga akan mendapatkan kemudahan dan jalan keluar yang baik serta dianugerahi Allah rezeki dari arah yang tak terduga-duga, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya berikut ini :”Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Dari uraian singkat ini, mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmahnya serta mengamalkan kebaikan-kebaikannya, sehingga kita benar-benar termasuk golongan orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Yang senantiasa akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amiiin...

Marhaban Yaa Ramadhan

.
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaiman diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa“ (QS. Al-Baqarah : 183)

Hanya tinggal dalam hitungan hari ummat Islam yang beriman akan bergembira dengan datangnya tamu yang agung dan mulia serta penuh barokah yakni Bulan Suci Ramadhan. Seperti yang digambarkan oleh Rasulullah Saw, Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, pengampunan dan kebebasan dari api neraka. Juga merupakan suatu kesempatan emas yang diberikan kepada ummat manusia untuk memasuki pintu surga yang dibukakan lebar-lebar, sedangkan pintu neraka ditutup rapat-rapat serta setan-setanpun dibelenggu. Oleh karena itu menjelang datangnya bulan yang istimewa ini kitapun seyogyanya melakukan persiapan-persiapan serius, diantaranya mensucikan hati dan jiwa kita dari sifat dendam, angkuh, sombong, tamak, rakus, irih dan dengki serta sifat-sifat tercela lainnya, sehingga puasa yang akan dijalani dapat membawa kita menjadi ummat Islam yang benar-banar beriman dan bertaqwa.

Pelaksanaan puasa secara fisik adalah meninggalkan makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Namun secara mental kita juga harus menghindari segala sesuatu yang dapat berakibat buruk pada bathin kita. Baik yang berhubungan dengan mulut, mata, telinga dan seluruh anggota tubuh lainnya, bahkan lebih jauh lagi kita juga harus menjaga hati jangan sampai tergerak kearah yang negatif. Maka dari itu tingkatkan kesungguhan dan kehati-hatian kita dalam menjalankan ibadah puasa, walaupan tantangan dan godaan pada waktu berpuasa pasti ada dan selalu menghadang , namun jika kita benar-benar dapat menjaga diri dan memiliki kecerdasan religi, insyaallh kita dapat menghadapinya dengan sukses dan selamat.

Semoga kita semua senantiasa mendapatkan bimbingan dan hidayah dari Allah Swt, serta diberikan kekuatan lahir dan bathin untuk bisa melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya secara maksimal, sehingga kita juga dapat memetik hikmah dan rahasia yang ada didalamnya agar dapat mencapai derajat taqwa. Amiiiiin.....

DZIKRULLAH ..........

.
Ketahuilah…….bahwa yang dimaksud dengan dzikir bukanlah sekedar dzikir yang diucapkan dengan lisan, melainkan lebih luas dari itu. Tobat adalah dzikir, tafakkur (merenungkan ciptaan Allah) termasuk dzikir, menuntut ilmu adalah dzikir, mencari rezki disertai niat yang baik adalah dzikir, setiap urusan dimana kita senantiasa merasa diawasi Tuhan sehingga kita selalu ingat atas pengawasan-Nya juga merupakan dzikir. Karena itu ……orang yang arif senantiasa berdzikir dalam segala keadaan.
Agar dzikir kita membekas (mempunyai pengaruh) dalam hati, kita harus menjaga adab-adabnya. Kalau tidak, maka yang kita ucapkan hanyalah merupakan ucapan lisan belaka, tanpa sedikitpun membekas di dalam hati.
Berikut ada beberapa adab berdzikir dzikir yang paling penting dan utama kita jaga :
  1. Khusyuk dan mampu menghadirkan makna-makna dzikir itu, mencoba mengambil kesannya, serta memperhatikan maksud dan tujuannya
  2. Merendahkan suara sedapat mungkin, disertai kesadaran yang tinggi dan kemauan yang sempurna, sehingga tidak mengganggu orang lain
  3. Menjaga kebersihan pakaian, tempat serta memperhatikan waktu-waktu yang tepat dan tempat-tempat yang mulia, sehingga akan lebih mendorong bulatnya kemauan, jernihnya hati dan murninya niat
  4. Dilakukan dengan kekhusyukan dan penuh adab serta menjauhi kegaduhan dan main-main yang dapat menghilangkan faedah dzikir dan pengaruhnya.
Apabila kita benar-benar memperhatikan adab-adab ini, niscaya yang kita ucapkan akan bermanfaat dan memberikan bekas (pengaruh) dalam diri, baik yang berupa manis dalam hati, cahaya dalam jiwa, kelapangan dalam dada dan melimpahnya anugerah dari Allah. Insyaallah……… !!!

Dapat Award Lagi Dari Sahabat Ku

SAHABAT PENA
Thank's Yaaaaaa ... kali ini sobatku M Agus Fauzi dah beri aku award lagi niiieeeh, jadi tambah semangat dech ...... kita jalan terus yaa sob persahabatan via blog. Ok .... siiiiiiiip dech


Awrd lagi dari sahabat


Photobucket Photobucket

Wuaaah ...... Thank's buanget friend atas Awardnya ...... Jadi kita makin semangat
dan rajin niiieeeh beraktivitas ngeblog. thank's again yaaaa buat rae-zen
moga success n` smart slalu ........ Ok

MAKNA SABAR ........

Sabar …….merupakan sifat mulia dan disukai Allah. Dengan kesabaran jiwa seseorang tidak akan lemah dalam menghadapi berbagai bentuk ujian dan cobaan. Sabar dapat membuat seseorang tidak patah semangat dalam menghadapi goncangan dan kesulitan dalam hidup, dan sabar juga merupakan ukuran taqwa dan iman seseorang.

Disisi lain sabar mempunyai dua macam makna ; pertama sabar yang berarti lapang dada dan tabah dalam menghadapi segala kasus, problematika, musibah dan ujian yang menimpa diri, kedua mushabarah yang berarti tabah dan teguh menghadapi persaingan dalam memperjuangkan suatu cita-cita. Disinilah kita diuji apakah kita mampu menghadapi persaingan, teguh mempertahankan prinsip dan lebih tabah dalam menjalaninya

Sabar dapat dibagi dalam tiga hal, yakni ; sabar dalam mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya, sabar dalam menghadapi dorongan hawa nafsu yang tidak baik serta sabar dalam menghadapi musibah / cobaan yang datang dari Allah. Sabar bukan berarti menyerah / kalah terhadap keadaan yang dihadapi tanpa daya upaya dan kesungguhan, melainkan mengerahkan seluruh kemampuan, daya dan tenaga yang ada untuk menghadapi persaingan, penderitaan dan kepahitan hidup.

Orang yang sabar lebih dapat merasakan ketenangan, keluasan berfikir dan kedalaman menganalisa masalah. Dengan kesabaran seseorang dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan akan segala kerugian yang mungkin menimpa dirinya karena kekeliruan yang tidak diperhitungkan. Selain dari ketenangan, orang yang sabar akan memperoleh banyak teman dan mudah dekat dengan orang lain, sekalipun mereka membencinya.

Akhirnya…… kunci sukses dalam menghadapi segala ujian adalah bersikap sabar dan berpasrah diri pada yang kuasa karena ketentuan segala sesuatu ada di tanganNya…….. ( Innallaaha ma`ashaabiriin )

Award dari sahabat

Thanx banget yah buat Abhan creative yang udah ngasih ni award buat aku, semoga bisa menjadi motivasi buat aku untuk lebih bersemangat ngeblog lagi.
Just when you make your way back home
I fine some time to be alone
I go to see the place once more
Just like a thousand night before

reff...

I climb the stage again this night
Couse the place is still alive
When the smoke is going down

This is the place where I belong
I really love to turn you on
I`ve got your song still in my ears
While you traces disappear

back to reff...


Award from my lovely

Photobucket

Kejujuran vs Kebohongan

.
Menghias diri dengan kejujuran adalah keutamaan dan melepas diri daripadanya adalah kehinaan. Kejujuran merupakan tanda-tanda keimanan dan ksucian jiwa seseorang, kejujuran juga dapat dapat menuntun hati seseorang untuk mendapatkan petunjuk pada jalan yang lurus serta keselamatan.

Kejujuran menunjukkan keindahan sifat serta ketinggian moral seseorang dan sekaligus dapat membentuk pelakunya cinta kepada Allah dan cinta kepada hamba-hambaNya yang mukmin. Kejujuran juga dapat membentuk manusia saling percaya mempercayai dan saling memperkuat rasa kasih sayang diantara mereka.

Akan tetapi.......... manakala kejujuran telah lenyap dari diri seseorang maka akan datang padanya kebohongan sebagai pengganti dalam jiwanya, lalu akan timbullah dalam dirinya sifat kemunafikan, penipuan, penghianatan dan bahkan menyalahi janji. Kebohongan itu besar dosanya dan berat pula hukumannya sesuai dengan yang dibohonginya. dan apabila kebohongan itu berlanjut atau sudah dianggap suatu hal yang biasa maka secara perlahan akan terjadilah penumpukan dosa dan lebih parah lagi bila kebohongan itu terhadap Allah, tentu akan besar sekali dosanya bahkan bisa dianggap orang paling zalim.

Karena itu ……. mari kita senantiasa tetap berusaha dalam kejujuran, karena kejujuran merupakan kunci segala kebaikan dan jalan menuju keridhaan Allah dan surgaNya. mari kita jauhi kebohongan, karena kebohongan merupakan kunci segala kejahatan dan jalan menuju kemurkaan Allah.

"Celakalah orang yang bercakap-cakap bersama kaum dengan ucapan, agar dengan ucapannya itu ia mentertawakan mereka; lalu ia berdusta. Celakalah dia ! Celakalah dia !" ( al-Hadits )

Semoga kita bisa menerapkan kejujuran dan tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diamanahkan, mulai dari yang kecil-kecil dan dari diri kita sendiri dengan harapan bisa membawa kebaikan dan manfaat serta kedamaian bagi banyak orang. Amiiiiiin…….

Gila Sebenarnya ….

Orang gila or Majnun, berasal dari kata jannat yang bararti manutupi. Dia masih mampunyai akal, tetapi akalnya itu tidak dapat menerangi perilakunya. Akalnya sudah dikuasai hawa nafsunya yang terkadang berbuat tidak normal (abnormal). Orang yang mandapat musibah, orang sakit, terkadang karena ia tidak sanggup mananggung derita sehingga perilakunya aneh yang kadang kala itu hanyalah tehnik untuk melarikan diri dari kenyataan yang sangat menyakitkan. Demikian juga halnya berpisah dengan orang yang sangat dicintai, dikhianati sahabat, kehilangan pekerjaan, menghadapi buah simalakama, dll ( Kang Jalal )


Seharusnya kita melihat orang seperti itu sebagai orang yang patut dibantu, karena ia bukan gila, kita harus meringankan deritanya dan memberikan jalan keluar dari bala yang menimpanya. Ia bukanlah orang yang tertutup akalnya tapi ia hanyalah orang yang hancur hatinya. Orang yang kena bala harus didekati, tetapi orang gila harus dijauhi.

Menurut Rasulullah, ciri utama orang gila ialah takabbur, ia merasa dirinya besar dan merendahkan orang lain, takabbur menutupi kenyataan bahwa ia tidak berbeda dengan yang lain; ia hanyalah mahluk yang berasal dari nuthfah (tanah) dan berakhir pada jifah (bangkai), karena takabbur ia menjadi majnun (gila).

Takabbur itu meninggalkan kebenaran dan mengambil selain kebenaran. Takabbur juga sering mengubah kedudukan, keturunan dan kekayaan mejadi tirai baja yang dapat menutupi jatidiri seseorang. Anda melihat kepada orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatan anda, darahnya tidak sama dengan darah anda.

Walhasil,…….. anda takabbur …… dan tidak mau menerima kebanaran karena yang menyampaikan kebenaran itu rakyat kecil, orang miskin, bawahan atau pegawai biasa. Anda tidak mau mendengarkan pembicaraan dari orang Islam yang fahamnya berbeda dengan anda karena anda menganggap mereka sesat dan anda berada di jalan yang paling benar. Karena anda merasa punya hubungan dekat dengan orang besar, hingga anda ingin diperlakukan sebagai orang istimewa dan dalam hukum apapun tidak boleh berlaku untuk anda.

Karena anda mempunyai kekayaan lebih dari kebanyakan orang lalu anda busungkan dada dan anda rendahkan orang lain yang kurang kaya dibandingkan anda, serta anda ciptakan kelompok2 eksklusif. Anda singkirkan kepinggir orang2 yang lebih miskin dari anda, karena anda menganggap mereka tidak sederajat dan tidak sedarah dengan anda.

Karena anda marasa berkuasa, anda tidak segan2 menggebuk orang yang tidak anda sukai. Anda tudak menghiraukan penderitaan rakyat kecil yang anda tindas dengan tak semena-mena. Anda menegakkan kekuasaan diatas keringat, air mata dan darah orang2 yang tidak berdaya………..

Kalimat-kalimat diatas dapat anda gunakan untuk mendiagnosis apakah anda memiliki penyakit takabbur; satu saja diantara “gejala” itu anda rasakan, maka anda sudah menjadi orang yang benar-benar gila (al-majnun haqq al-majnun)………..!!!

Cinta Penghapus Dosa

(kisah cinta Abdullah bin Rawahah)

Sebagai seorang gagah berani, wajar bila namanya semerbak harum sebagai mujahid besar.Ghanimah yang didapat dari jihadnya menjadikan ia hidup berkecukupan, layak dan sejahtera. Belum lagi pendapatan dari hasil usaha yang ia jalankan. Semua itu menambah wibawa dirinya dihadapan masyarakat. Keluarga bahagia terbentuk dari pendidikan yang ia lakukan terhadap anak istrinya.

Entah godaan setan apa yang menimpanya, suatu hari ia sangat marah kepada budak hitamnya, tak tahan menahan emosi hingga tangannya melayang menempeleng. Bisa dibayangkan seringan ringannya tempelengan seorang mujahid tentu sakit yang ditimbulkannya cukup terasa.

Ya…….. budak teramat hitam itu merintih kesakitan, namun ia tulus menerima hukuman majikannya dan iapun terus bekerja seperti biasa. Rasa sakit tak dihiraukan, ia bekerja bukan semata-mata karena diperintah sang tuan teteapi karena Allah memerintahkan setiap budak agar mentaati tuannya, dan untuk itu balasannya surga, dan ia memang seorang budak hitam yang shalihah.

Setelah tangan terlanjur, Abdullah bin Rawahah menyesal dan timbul rasa kasihan terhadap si budak hingga ia ingin memerdekakannya. Bahkan lebih dari itu ia ingin menikahinya sebagai kaffarat atas ulah tangannya. Maka disampaikanlah niat itu kepada Nabi Saw, dan beliaupun merespon positif terhadap niat yang tulus karena Allah ini. Tanpa berlama-lama Abdullah bin Rawahah memerdekakan dan menikahi mantan budaknya yang hitam legam itu.

Tak lama berselang, pernikahan sang jenderal tersebut menjadi buah bibir masyarakat. Mereka memandang tidaklah pantas orang sekelas Abdullah bin Rawahah menikahi budak hitamnya sendiri, sementara disana banyak wanita-wanita terhormat yang tentu amat senang jika dinikahinya.

Barangkali bukan kapasitas sang jenderal untuk menanggapi desas desus itu, sebab akhirnya wahyu sendiri yang membela sikap yang ditempuhnya. “ Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukminah lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu ”.

The Power of Love

Kekuatan cinta memang menakjubkan serta dapat merangsang kecerdasan fikiran dan hati. Tanpa cinta manusia tidak bisa hidup bahagia, disamping itu cinta juga penting untuk kesehatan jiwa dan raga kita; sama seperti vitamin, makanan bergizi, olah raga dan lingkungan yang sehat.

Di barat, masyarakat berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik buat semua orang, umpamanya ketersediaan drainase yang baik, air munum bersih, perawatan kesehatan, jaminan sosial masa tua, adanya bantuan khusus bagi ibu-ibu, anak-anak sekolah, rumah jompo, rumah sakit dll.sungguh sebuah struktur negara yang perkasa diciptakan untuk melayani kebutuhan pokok manusia yang bersifat fisik. Tapi, kita tidak menemukan cinta didalamnya (C. Haddon)

Saat ini kita khawatir modernisasi telah membawa kita kepada situasi yang sama. Ekonomi kita ditegakkan atas dasar keuntungan semata, kita tidak lagi tersentuh dengan derita rakyat kecil yang tanahnya digusur, dan pura pura tidak tahu ketika ribuan orang kehilangan mata pencahariannya karena ulah kita. Politik dibangun hanya untuk kekuasaan, kita tusuk kawan seiring, kita kecoh lawan dan kita singkirkan pesaing, semua tanpa belas kasihan. Sistim sosial kita bertopang pada popularitas semata. Sebagai pengganti kasih sayang, kita dewakan kemasyhuran, seperti laron mengejar cahaya, lalu mati sebelum atau sesudah menyentuhnya.

Islam berarti pasrah/berserah diri. Karena apa kita pasrah kepada-Nya …..? Apa karena tuntutan sosial, keuntungan ekonomis atau melarikan diri dari frustasi……? Bila kita berfikir maju dan positif, maka kita pasrah kepada-Nya karena mengharapkan pahala dan ganjaran, dan lebih maju lagi kita berserah diri karena takut siksaan, hukuman dan kekuasaan-Nya. Disisi lain, para filosof pasrah kepada-Nya karena tuntutan akal. Agama itu akal dan tidak ada agama buat orang yang tidak berakal.

Berikut ini, berupa sentuhan cinta Ilahi dalam puisi L.K. Ara, yang berharap dikirim percikan kasih Tuhan untuk menyirami hatinya sehingga bisa membuat kita tulus dan perkasa………. !

“Do`a Orang Buta”

Tuhan…. Berikan sinar kepada mereka yang awas matanya

Tuhan……berikan cahaya kepada mereka

yang memandang dunia dengan mata terbuka

Tuhan ….. kepadaku ……cukup kirimkan saja percik kasih-Mu

tidak untuk membuka mataku tapi untuk menyiram hatiku

Cinta Penggugah Jiwa

Cerita tentang cinta sungguh asyiiiiik ……… dan menarik diungkapkan terutama bagi kawula muda yang kadang kala menganggap cinta adalah segalanya, demi cinta seseorang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya, bahkan jiwa sekalipun akan dikorbankan demi tercapinya cinta yang sejati.


Siapa sih yang tak kenal cinta ……..? Secuil rasa yang mampu mengubah dunia, tak jadi soal apapun pangkat dan jabatannya, asalkan dia manusia maka cinta akan mampu menelusup dan merasuk kedalam jiwanya yang dapat memberikan energi lain dalam setiap gerakan raga.


Cinta ….. bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia, cinta itu juga sudah terbentuk sejak manusia ada. Disamping itu cinta juga pada umumnya sering tertuju pada wanita, harta, tahta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia.


Kita pernah baca karangan Irfan Supandi tentang “Kisah Cinta Penggugah Jiwa” yang dimuat dalam sebuah pengantar yang berjudul ”Pilar-Pilar Cinta” dengan ungkapan "Pada prakteknya cinta melahirkan rasa ingin memiliki pada pasangan, yang dalam tradisi manusia seorang pria ingin menikahi wanita yang dikasihinya atau sebaliknya wanita yang dikasihi ingin dinikahi pria pujaannya".


Sedemikian dahsyatnya kekuatan yang ada dalam cinta mereka hingga aral melintang yang menghadangpun akan diterjangnya……. Cieeeeeeh ulet banget tuh cinta ……..!

Namun demikian, dalam Islam cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabbnya, yang mampu mengalahkan ribuan cinta yang ada di dunia ini.


Demikian juga gambaran singkat tentang cinta yang terjadi pada Nabi dan Rasul serta orang-orang shaleh terdahulu dalam merawat cinta mereka, sehingga cinta tersebut dapat berbuah menjadi pahala, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Sebagaimana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah itu ada tiga perkara ; yaitu Cinta, Takut dan Harapan. Namun yang paling kuat diantaranya adalah Cinta, yang dapat menginspirasi jiwa manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat”.


Semoga kita tergugah untuk menomorsatukan cinta pada Allah daripada yang lain dalam rangka memperoleh kasih sayang, rahmat dan ridhaNya.

Komitmen

Ketahuilah bahwa salah satu perbuatan yang mulia dan juga penting bagi kita adalah saling mengingatkan diantara sesama, saling menasehati dalam urusan penyempurnaan Iman dan Islam berupa pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

Muslim sebenarnya adalah yang hatinya selalu terjaga, batinnya selalu terbuka, mampu menangkap keagungan ciptaan Allah dalam semesta serta meyakini bahwa “tangan” Allah yang tak terlihatlah yang menggerakkan semesta ini dan segala urusan-urusan manusia. Karenanya ia selalu mengingat Allah Swt, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tak terbatas disetiap detik kehidupan, yang membuat imannya makin bertambah, makin khusuk ibadah dan zikirnya serta makin teguh tawakkalnya. Sehingga menjadikan muslim tersebut selalu taat kepada Allah Swt, dalam seluruh perkaranya, menjaga diri dari batas-batas larangan Allah, serta menunaikan seluruh perintah Allah dan Rasul-Nya dalam segala perkara yang kecil dan besar tanpa pengecualian.

Sebaliknya setiap kekuranglengkapan dan kelalaian disisi Allah dan Rasul-Nya yang dilakukan oleh seorang individu dari keluarga muslim, maka ia sendirilah yang akan bertanggungjawab atasnya.

Seorang muslim yang ideal, menunaikan kewajiban dan rukun Islam dengan sempurna dengan tidak melalaikannya atau meringankannya. Oleh karena itu tidak aneh jika shalat menjadi salah satu amal ibadah yang paling mulia dan paling afdhal (diterima amalan lain bila shalatnya diterima), karena ia adalah seperti gudang tempat individu mengambil perbekalan ketaqwaannya, juga sebagai mata air yang jernih tempat individu muslim mencuci dosa-dosanya.

Berdasarkan keyakinan ini maka akan lahirlah prilaku seorang muslim yang bertaqwa dan tidak melaksanakan ibadah sebatas lepas dari kewajiban saja tapi mampu menjadikan ibadah itu sebagai suatu kebutuhan utama yang harus dipenuhi apabila telah sampai waktunya, walaupun konsekwensinya kita harus meninggalkan kesibukan atau pekerjaan lain yang kita senangi.

Ketahuilah bahwa salah satu perbuatan yang mulia dan juga penting bagi kita adalah saling mengingatkan diantara sesama, saling menasehati dalam urusan penyempurnaan Iman dan Islam berupa pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.

Muslim sebenarnya adalah yang hatinya selalu terjaga, batinnya selalu terbuka, mampu menangkap keagungan ciptaan Allah dalam semesta serta meyakini bahwa “tangan” Allah yang tak terlihatlah yang menggerakkan semesta ini dan segala urusan-urusan manusia. Karenanya ia selalu mengingat Allah Swt, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tak terbatas disetiap detik kehidupan, yang membuat imannya makin bertambah, makin khusuk ibadah dan zikirnya serta makin teguh tawakkalnya. Sehingga menjadikan muslim tersebut selalu taat kepada Allah Swt, dalam seluruh perkaranya, menjaga diri dari batas-batas larangan Allah, serta menunaikan seluruh perintah Allah dan Rasul-Nya dalam segala perkara yang kecil dan besar tanpa pengecualian.

Sebaliknya setiap kekuranglengkapan dan kelalaian disisi Allah dan Rasul-Nya yang dilakukan oleh seorang individu dari keluarga muslim, maka ia sendirilah yang akan bertanggungjawab atasnya.

Seorang muslim yang ideal, menunaikan kewajiban dan rukun Islam dengan sempurna dengan tidak melalaikannya atau meringankannya. Oleh karena itu tidak aneh jika shalat menjadi salah satu amal ibadah yang paling mulia dan paling afdhal (diterima amalan lain bila shalatnya diterima), karena ia adalah seperti gudang tempat individu mengambil perbekalan ketaqwaannya, juga sebagai mata air yang jernih tempat individu muslim mencuci dosa-dosanya.

Berdasarkan komitmen ini maka akan lahirlah prilaku seorang muslim yang bertaqwa dan tidak melaksanakan ibadah sebatas lepas dari kewajiban saja tapi mampu menjadikan ibadah itu sebagai suatu kebutuhan utama yang harus dipenuhi apabila telah sampai waktunya, walaupun konsekwensinya kita harus meninggalkan kesibukan atau pekerjaan lain yang kita senangi.

Fhoto Colections

Jembatan Ampera Palembang



top